Pengelolaan Laboratorium

STRATEGI PENGELOLAAN LABORATORIUM KIMIA

    Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun sains, yang menekankan pada   pemberian   pengalaman   belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Dengan demikian peranan laboratorium sangat  besar sebagai sumber belajar yang efektif untuk mencapai kompetensi yang diharapkan oleh peserta didik.Untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium sebagai    salah    satu    sumber belajar IPA/kimia, maka laboratorium perlu dikelola dengan baik sehingga mendorong instruktur-instruktur  Kimia  untuk  menggunakannya  sebagai  sarana dan sumber belajar. Agar bekerja di laboratorium merasa aman dan nyaman maka laboratorium berikut sarana lainnya perlu dikelola dan dirawat secara rutin, sehingga dapat berfungsi seoptimal mungkin sebagai sumber belajar. Maka dari itu perawatan alat dan bahan kimia di laboratorium  merupakan bagian dari pengelolaan laboratorium.

Pengelola Laboratorium
    Menurut Permendiknas No.26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium, ada 3 tenaga laboratorium yaitu Kepala Laboratorium, Teknisi Laboratorium dan Tenaga Laboran, dengan kompetensi dan sub kompetensinya masing- masing.  Perawatan  alat  dan  bahan  kimia  di  laboratorium  merupakan bagian dari kompetensi profesional yang harus dimiliki   oleh    teknisi   laboratorium   dan   laboran, yaitu kompetensi dan sub kompetensi yang terkait dengan perawatan bahan dan peralatan laboratorium adalah sebagai berikut.

Kompetensi Profesional Teknisi Laboratorium
1.    Merawat peralatan dan bahan di    laboratorium sekolah.
2.    Mengidentifikasi  kerusakan  peralatan  dan  bahan laboratorium.
3.    Memperbaiki kerusakan peralatan laboratorium.

Kompetensi Profesional Laboran
1.    Mengelola bahan dan peralatan laboratorium sekolah.
2.    Mengidentifikasi  kerusakan   bahan   peralatan   dan fasilitas laboratorium.

Sampai saat ini laboratorium-laboratorium di institusi sudah mempunyai koordinator atau pengelola laboratorium dan laboran namun belum mempunyai teknisi laboratorium. Dengan demikian laboran di institusi harus mempunyai kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas teknisi laboratorium. Sedangkan koordinator/pengelola laboratorium tugasnya mengkoordinir  kegiatan  laboratorium.  Rendahnya tingkat perawatan peralatan dan bahan kimia dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan kimia lebih cepat, yang berdampak kurang baik pada efisiensi keuangan, keamanan dan keselamatan kerja serta semangat kerja di laboratorium.

Perawatan Laboratorium
Kebersihan laboratorium merupakan hal yang penting dalam mendukung pembelajaran kimia di laboratorium. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola kebersihan laboratorium adalah:
  1. Secara umum ruang laboratorium harus dibersihkan secara rutin, terutama kebersihan lantai, meja praktikum, lemari asam, ruang timbang, dan ruang lainnya serta keran-keran air, agar tidak berdebu dan kotor.
  2. Pada setiap laboratorium harus disediakan fasilitas bak  pasir  yang  berfungsi  sebagai  tempat  pembuangan sementara bahan-bahan kimia hasil/sisa praktikum. Secara berkala bak pasir harus diganti. Harus ditekankan bahwa tidak boleh  membuang sisa reaksi/bahan-bahan kimia cair atau padat ke saluran air/keran, tetapi harus pada bak pasir.
  3. Pembuangan bahan kimia sisa praktikum harus seminimal mungkin, berdasarkan hal tersebut maka laboran harus berkoordianasi dengan pengelola laboratorium dan instruktur mata pelajaran, harus memiliki komitmen untuk merancang suatu praktikum dengan bahan kimia seminimal mungkin sehingga akan mengurangi polusi dan dapat menjaga lingkungan.
  4. Selain bak pasir pada laboratorium kimia harus tersedia tempat sampah untuk menampung sisa sampah yang tidak mengandung bahan kimia, seperti kertas, tissue dan lainnya. Tempat sampah harus disediakan lebih dari satu buah dan diletakkan pada tempat yang tidak menghalangi lalu lintas keluar masuk laboratorium. 
  5. Fasilitas alat-alat kebersihan umum seperti sapu, alat pembersih lantai, alat pembersih debu, kain lap, kain pel, serokan sampah, dan lainnya minimal harus tersedia lebih dari satu set pada setiap laboratorium.
  6. Kebersihan laboratorium kimia juga dipengaruhi oleh ventilasi dan pencahayaan, oleh karena itu seharusnya dijaga  agar  ruang  laboratorium  memiliki  pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik sehingga tidak lembab dan berjamur.  
  7. Menjaga kebersihan laboratorium juga harus ditekankan menjadi tanggung jawab bersama, sehingga setiap selesai pembelajaran praktikum setiap praktikan dibiasakan untuk membersihkan meja kerja yang digunakannya dan pengembalikan  alat  pada  keadaan  bersih.  Pembiasaan ini  harus  dimulai  sejak  praktikan  memasuki  laboratorium dan diingatkan kembali secara terus menerus pada setiap pembelajaran, dan secara tertulis harus tercantum pada tatatertib laboratorium.
  8. Melatih meminimalkan pembuangan sisa bahan/hasil praktikum dan mencegah polusi di sekolah memberikan pembelajaran    tentang tanggung jawab  memelihara lingkungan. Penekanan pendekatan ini pad a maka secara tidak langsung dapat melatih praktikan memiliki kebiasaan menghargai dan berhemat dalam kehidupannya, baik di laboratorium, sehingga diharapkan dapat memberikan dampak positif untuk kehidupannya di masa akan datang.
  9. Beberapa hal yang juga harus diperhatikan dan ditanamkan pada pengguna Lab dalam menjaga kebersihan laboratorium adalah sebagai berikut:
  • Setiap pengguna lab harus menjaga area tempat kerja/ meja laboratorium dan sekitarnya bersih dan bebas dari barang-barang yang tidak diperlukan untuk eksperimen tersebut.
  • Buatlah area tempat kerja dan sekitarnya tetap bersih dan rapih selama praktikum berlangsung sampai pada akhir praktikum. 
  • Jangan  menutup  saluran  wastafel/sink  dengan  sisa bahan praktikum/kotoran. 
  • Jangan melakukan aktivitas yang menghalangi jalan keluar atau peralatan yang berfungsi untuk keadaan gawat darurat.
  • Perhatikan semua alat yang akan digunakan sebelum memulai praktikum, bila ada kerusakan (retak, patah atau lainnya), laporkan pada petugas dan jangan menggunakan peralatan yang rusak untuk praktikum
  • Jangan membuang/menunggu sisa zat kimia ke dalam wastafel atau tempat sampah.
  • Tempatkan   bahan-bahan   kimia   sisa   pada   tabung khusus sesuai dengan lebel yang telah diberikan. Jangan mencampurkan buangan zat-zat kimia sembarangan.
  • Buanglah barang-barang yang sudah dipakai seperti pecahan kaca, sarung tangan, kertas tissue, atau alat- alat tajam (shyring, dll), segera pada wadah/kontainer yang disedikan sesuai lebel yang telah diberikan.
  • Membersihkan ruang kerja dan beberapa fasilitasnya, terutama perabot, seperti meja kerja/praktikum, lemari penyimpanan alat dan bahan juga termasuk ke dalam pekerjaan perawatan fasilitas laboratorium. Perawatan fasilitas laboratorium berupa perabotan relatif mudah dilakukan. Meja kerja dibersihkan dengan kain basah untuk menghilangkan debu dan tumpahan zat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar